Pandemi virus corona baru atau COVID-19 sampai sekarang melum juga usai. Bahkan di beberapa negara jumlah kasus positif corona meningkat. Di Indonesia sendiri berdasarkan data terakhir, Selasa (7/4) terdapat 2.738 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 221 dan yangs embuh mencapai 204.
Ancaman virus corona bukan hanya dari segi kesehatan saja, banyak sektor industri yang harus menerima kenyataan pahit. Krisis ekonomi bisa saja terjadi dan dialami generasi kita. Oleh karena itu, pemerintah seluruh dunia sepakat untuk melakukan langkah pasti, seperti social distancing hingga lockdown.
Baca juga: Mumpung ‘Libur’ Traveling, Ayo Bersihkan Kopermu
Setiap masyarakat harus mematuhi pedoman tertentu agar penyebaran virus corona bisa ditekan bahkan dihentikan. Menariknya, ini adalah yang pertama kali dalam sejarah manusia di mana hal ini bukan hanya berhasil mengendalikan kekacauan yang disebabkan virus, tetapi juga kekacauan yang sering dilakukan oleh manusia itu sendiri.
“Ya, badai akan berlalu, umat manusia akan selamat, sebagian besar dari kita masih hidup tetapi kita akan mendiami dunia yang berbeda,” ujar Penulis Yuval Noah Harari, penulis buku berjudul Sapiens: A Brief History of Humankind dan Homo Deus: A Brief History of Tomorrow, seperti dilansir Merahputih.com.
“Apa yang terjadi ketika semua orang bekerja dari rumah dan berkomunikasi hanya dari kejauhan? Apa yang terjadi ketika seluruh sekolah dan universitas diselenggarakan secara daring? Pada masa normal, pemerintah, pebisnis hingga dewan pendidikan tidak akan pernah setuju untuk melakukan eksperimen semacam itu. Tetapi ini bukan waktu yang normal,” lanjutnya.
Baca juga: Yuk Kenali Perbedaan Flu dan Infeksi Virus Corona
Di masa yang krisis ini Bumi makan mendapat kedamaiannya kembali. Alam kini mengambil alih. Polusi yang dihasilkan oleh aktivitas manusia berkurang drastis. Kita diingatkan oleh alam jika manusia bukanlah apa-apa di muka Bumi ini.
Melalui puisi berbahasa Inggris, aktris cantik Raline Shah coba ‘menyentil’ manusia. Di sana ia mengatakan seberapa banyak harta kita, serupawan apa kita, sekuat apa kita, itu tak akan berarti jika kita tak mendapatkan oksigen yang layak.
“The world continue its life and it is beautiful. It only puts humans in cages. I think it’s sending us a message; You are not necessary. The air, earth, water, and sky without you are fine. When you come back, remember that you are my guests. Not my masters,” tulisnya dalam bentuk puisi.
“Dunia kembali menjalani hidupnya dan itu sangat cantik. Ini hanya mengurung manusia di dalam sangkar. Ku pikir ini mengirim sebuah pesan untuk kita; Kamu tidak penting. Udara, bumi, air, dan langit tanpamu akan baik-baik saja. Ketika kamu kembali, ingatlah bahwa kamu tamu kami. Bukan tuan kami.” (*)
Baca juga: Siapkan Travelingmu di Masa Self-Quarantine